Saya ingin membagi pengalaman yang
rasanya cukup unik dengan pembaca. Sebenarnya kasus ini udah lumayan lama sih
saya hadapi, tapi tidak ada salahnya saya bagikan ceritanya dengan anda.
Tahun lalu keluarga saya yang lain,
menelpon saya mengeluhkan komputernya bermasalah. Ngadat, dengan ciri-ciri baru
dihidupkan dan belum sempat OS-nya loading sudah mereset lagi. Keadaan ini
terus menerus terjadi dan ada tanda-tanda sebelumnya. Karena kebetulan komputer
tersebut belinya juga dengan saya (mohon ma’ap saudara-saudara, saya jualan
komputer juga) maka saya pun dimintai pertanggung jawabannya (lagi).
Singkat cerita saya langsung ke TKP dengan
membawa segala perlengkapan dan peralatan yang dibutuhkan. Mulai dari CD/DVD
program termasuk Windows Installer sampe perkakas lain seperti obeng pun saya
angkut semua. Begitu sampai langsung saya pun beraksi. Komputernya saya
hidupkan, dan sebagaimana telah disampaikannya belum Windowsnya selesai loading
udah mereset tuh komputer. Berulang-ulang terus menerus.
Diagnosa awal saya Windowsnya bermasalah.
Karena saat selesai check BIOS tidak ada laporan kesalahan dan bunyi beep
mainboard juga normal (hanya 1x beep saja). Jadi saya booting dengan CD Windows
Hirens untuk menggantikan system pada komputer ini. Ternyata tidak mempan.
Belum selesai Hirens booting udah reset lagi.
Hmm... Berarti ini kerusakan pada
hardware nih, pikir saya. Akhirnya saya bongkar tuh komputer. Saya cabut segala
perangkat yang terhubung ke motherboard kecuali memory/RAM. Harddisk dan DVD saya
cabut. Ternyata ndak ngaruh juga. Masih sama saja. Saya cabut juga RAM nya
ternyata mainboard mengeluarkan beep error. Berarti mainboard tidak bermasalah.
RAM nya lalu saya ganti, tapi tidak mempan juga.
Saya ganti kipas prosesornya karena
mungkin saja reset terjadi karena putaran kipas prosesor telah lemah sehingga
terjadi overheating. Ternyata tidak mempan lagi. Saya tambahkan kipas pada casing
untuk membuang panas tapi tetap saja tidak manjur. Ganti power supplynya karena
bisa juga PSU nya udah loyo dan tidak dapat memasok arus yang dibutuhkan oleh
mainboard. Dan lagi-lagi gagal.
Dengan kepala pusing dan berkeringat
dingin karena takut disalahkan akhirnya saya cabut prosesornya karena saya
menduga prosesornyalah mengalami kerusakan. Karena kebetulan prosesornya masih
bergaransi dan kebetulan pula saya tidak memiliki stock prosesor cadangan (maklum
pengusaha komputer kelas teri) maka saya pergi ke pemasok saya untuk menukarkan
prosesor yang saya anggap bermasalah tersebut.
Keesokan harinya setelah prosesor
tersebut ditukar dengan prosesor baru oleh pemasok saya, dengan penuh rasa
percaya diri saya balik lagi ke TKP. Langsung tanpa ba-bi-bu saya ganti tuh
prosesor. Sambil bekerja saya bilang ke sepupu saya “kali ini pasti beres nih”.
Dia diem aja, tapi pandangan matanya penuh dengan rasa ketidakyakinan. Begitu selesai
komputernya pun saya hidupkan. Daaannn ............ teet ........... reset
lagi. Argghh. Apa ini masalahnya?
Akhirnya dengan rasa malu saya bawa
komputernya ke rumah dengan janji akan diperbaiki secepatnya. Sampe di rumah
langsung saya bongkar lagi tuh kompie. Kali ini mainboardnya saya ganti dengan
mainboard komputer pribadi saya. Kebetulan sama tuh type socketnya, LGA 775.
Dengan berdebar-debar saya hidupkan lagi komputernya. Teet ....... reset lagi.
Saya ganti prosesornya dengan punya saya, berarti yang terpasang di casingnya
adalah mainboard dan prosesor saya. Ternyata .... aih..... masih juga reset
lagi.
Iseng-iseng, karena udah stress,
mainboard dan prosesor punya saudara saya tadi saya pasangkan ke casing
kepunyaan saya. Eh...eh...eh ternyata normal. Hanya tidak ada OS saja karena
memang selama proses reparasi harddisk dan DVDRW-nya tidak saya sambungkan. Wah
berarti casing nih yang bermasalah. Tapi apanya ya? Kan casing cuma kotak besi
doang, sedangkan Power Supply-nya udah saya ganti.
Akhirnya saya bongkar kembali mainboard
punya saudara saya tersebut dan kembali dipasangkan dengan casing punya dia.
Ternyata kumat lagi resetnya. Akhirnya saya cabut jumper reset pada
mainboardnya. Eh ternyata normal juga. Berarti hanya tersisa satu tersangkanya.
Tombol reset pada casing. Langsung saya liat apakah tombol reset fisik tersebut
tidak normal, dalam artian tertekan terus dan tidak dapat kembali ke posisi
normal. Jika dilihat secara secara visual sih tidak ada yang salah dengan
tombol resetnya. Tombol masih berfungsi dengan baik, setelah ditekan, tombol
balik lagi ke posisi semula.
Karena penasaran bercampur dongkol, dendam
dan sakit hati akhirnya saya bongkar papan PCB pengaturan tombol power dan
reset pada casing. Tampaknya telah terjadi kontak pada circuit board ini
sehingga perintah reset terus menerus dieksekusi. Walau lagi-lagi secara visual
semua tampak normal-normal aja. Tidak ada tanda-tanda bekas terbakar pada PCB
nya, resistornya pun tampak normal, tidak pecah atau terbakar.
Karena saya tidak mahir elektronik
sehingga tidak tahu cara mereparasinya akhirnya saya cari solusi yang paling
gampang. Ada dua pilihan. Pertama tetap pakai casing ini tapi jumper untuk tombol
reset pada mainboard tidak dipasangkan, dengan resiko tidak bisa melakukan hard
reset tapi tidak mengeluarkan biaya sama sekali. Atau pilihan kedua adalah
ganti casing dengan resiko keluar duit lagi. Akhirnya saudara saya tadi memilih
opsi yang kedua, yaitu mengganti casing. Casing ini memang pilihannya sendiri.
Beli yang murah untuk menekan harga. Bukannya saya ngeles atau lepas tanggung
jawab lho. Emang begitu koq kenyataannya.
Kebanyakan dari kita kurang memperhatikan
kualitas casing untuk komputer desktop. Casing yang bagus dapat dinilai dari beberapa
segi yaitu :
·
Airflow atau aliran udara yang mana airflow yang lancar akan
memudahkan penyaluran panas yang berlebihan saat komputer beroperasi. Hal ini
akan dapat menjaga kesehatan hardware yang terpasang di dalamnya. Casing mini
emang imut sih, tapi aliran udaranya rata-rata tidak cukup baik. Faktor airflow
ini juga dipengaruhi ada tidaknya manajemen kabel dalam casing tersebut. Karena
kabel yang berseliweran di dalam casing dapat menghambat airflow yang nantinya
akan mempersulit pelepasan udara panas dari dalam casing.
·
Bahan dasarnya dimana bahan yang kokoh akan memberikan keamanan extra
bagi hardware yang terpasang di dalamnya. Bisa saja suatu saat tanpa sengaja
CPU tersenggol jatuh. Nah bahan casing yang kokoh dan kuat akan melindungi
komponen di dalam dari guncangan maupun benturan seperti ini.
·
Tampilan secara fisik baik itu dari segi estetika maupun dari segi
kepraktisan dalam peletakannya serta pada saat pengoperasian komputer nantinya.
Casing yang bagus menurut saya selain sedap dipandang juga mudah dalam
pengoperasian sehari-hari. Terutama letak port (USB maupun port lain) yang
mudah dijangkau, kelengkapan port serta tombol pengoperasian (baik tombol
on/off maupun tombol reset) yang lengkap serta mudah dijangkau. Banyak lho
casing yang mahal ternyata tidak dilengkapi dengan tombol reset. Ada pula
casing yang letak USB port depannya berada pada bagian bawah sehingga
menyulitkan saat ingin menghubungkan flashdisk khususnya jika CPU diletakan di
bawah meja. Lalu banyak pula saya temui casing yang menyediakan tombol reset,
tapi sangat kecil dan masuk kedalam sehingga sulit untuk dijangkau khususnya
bagi orang yang memiliki jari yang lumayan gede seperti saya. Ada pula casing
yang imut tampilannya, tapi Optical Drivenya harus dipasang pada posisi
vertikal sehingga menyulitkan kita saat memasukan atau mengeluarkan CD/DVD.
·
Jika casing dipaketkan dengan Power Supply harus pula diperhatikan
power supply yang dipaketkan di dalamnya. Apakah kualitasnya baik, cukup,
sedang atau abal-abal.
Penyakit aneh ini ternyata menular
(bo’ongan sih). Tidak lama kemudian komputer saya pun menderita penyakit aneh
seperti di atas. Tapi karena udah pernah nemu dan ngobatinnya maka saya sih
nyante ajah. Cabut jumper reset di mainboard. Beres dah. Sengaja tidak saya
sebutkan merk casing entry level tersebut. Selaen tidak etis rasanya, bisa saja
ini cuma kesialan saya semata. Bukannya kualitas casingnya yang kurang bagus.
Sebagaimana rumah bagi sebuah keluarga,
dimana rumah yang bagus kualitasnya, langsung maupun tak langsung dapat
meningkatkan kualitas kesehatan para penghuninya. Kalo rumahnya panas bisa meriang
terus kan kita tiap hari.Demikian pula casing yang berperan bagaikan rumah bagi
komponen-komponen yang terpasang di dalamnya.
Hope my story is useful.
Regards
Chandra
Tidak ada komentar:
Posting Komentar