Greeting readers,
Kali ini
topiknya berubah dulu yah. Soalnya kalau terus-terusan membahas mengenai
problem aneh pada komputer ngerinya nanti kita jadi orang aneh juga. Atau
jangan-jangan anda semua mengira saya ini freaks juga. Hope not.
Ceritanya
berawal dari pesanan dari salah satu perguruan tinggi di kota saya untuk
kegiatan pembuatan tv informasi. Nah kebetulan karena salah satu staf disono
adalah teman SMA saya jadilah saya yang dihubungi. Memang agak berbau kolusi
sedikitlah, tapi Insya Allah tidak merugikan negara...
Konsep awalnya
sih sebenarnya ndak terlalu rumit sih. Soalnya permintaannya adalah menampilkan
pengumuman-pengumuman yang ditempatkan di situs mereka ke tampilan visual lewat
media televisi. Secara teori ini mah ndak susah-susah amat toh. Tinggal
koneksikan komputer dengan TV lalu akses halaman situs yang pengen dipamerkan
bakalan nampanglah situsnya ke TV.
Apesnya metode
model ini agak sulit untuk dijalankan. Ini dikarenakan ada beberapa hambatan
baik dari segi hardware (komputernya dari jaman batu semua, tidak memiliki
colokan HDMI atau RCA padahal TV nya cuma ada koneksi HDMI dan RCA untuk input),
dari sisi software (tampilan situsnya mengenaskan, bukan saya lho yang bikinnya)
dan segi SDM nya (pembuat situs agak males-malesan mendukung kegiatan ini).
Akibatnya metode ini dapat dijalankan tapi ndak memuaskan.
Akhirnya
setelah beberapa lama mencari wangsit (cuma di depan komputer koq, bukan dengan
datang ke dukun apalagi ke kuburan keramat) akhirnya dapatlah saya ide baru.
Tampilan situs saya copy (udah dapat restu koq dari pemilik situsnya) dan saya
pastekan ke program powerpoint. Setelah utak-atik disana-sini jadilah file
powerpoint yang akan ditampilkan. Walau belum terlalu memuaskan dikarenakan
waktu yang udah mepet tapi masih lumayanlah dibandingkan tampilan asli dari
situsnya.
Nah setelah
filenya jadi muncul kesulitan baru, gimana cara nampilkannya ke TV?
Pertama-tama sih saya pinjemkan notebook saya ke mereka buat nampilkan ke TV
via kabel HDMI. Namun mau berapa lama model begini? Masak saya harus
meminjamkan notebook saya terus-terusan ke mereka? Singkat cerita saya cari
wangsit lagi. Kali ini dengan mengakses internet untuk mencari program yang
bisa merubah file powerpoint menjadi file video.
Akhirnya via
softpedia.com dapatlah saya program gratisan dengan nama E.M. Powerpoint Video
Converter. Emang saya nyarinya yang gratisan sih, maklum kurang modal. Apalagi
program ini mendapatkan bintang yang lumayan tinggi dari editor softpedia.com. Setelah
saya download dan di instal ke kompie saya langsung aja saya praktek lapangan.
Namun hasilnya
mengecewakan. Entah karena ada kekurangan di komputer saya atau memang ada
kesalahan program atau bisa juga karena setting programnya yang saya tidak
mengerti hasil videonya tidak dapat ditampilkan. Berulang kali saya coba tetap
begitu juga hasilnya. Kadang ada tampilan tapi cuma 1 – 2 slide dari sekitar 10
slide yang saya buat.
Oke, cari
wangsit lagi. Kali ini tidak lewat internet. Kebetulan di komputer saya telah terinstal
program Bolide Slideshow Creator. Tapi program ini hanya mendukung file
graphics saja sebagai sumbernya. Itupun hanya dari file dengan format jpg,
jpeg, bmp, ico, emf dan wmf. Sedangkan file sumber saya kan dengan format ppt
(fromat powerpoint microsoft office). So gimana caranya?
Sempat kepikir
juga untuk mengcapture slideshow nya satu persatu dengan tombol printscreen.
Tapi jelas cara ini merepotkan, apalagi jika nantinya slidenya udah banyak.
Iseng-iseng saya jalankan powerpoint untuk melihat format keluaran yang
didukung oleh powerpoint lewat menu save as. Siapa tau bisa di save ke format pdf. Nanti
setelah jadi pdf rencananya diubah lagi ke format graphics dengan cara
mengcapturenya per halaman.
Ternyata dalam
menu save as ini setelah saya klik other format ada banyak pilihan format file.
Selain format standar powerpoint ada juga format html, pdf, dan alhamdulillah
banyak juga pilihan format graphics. Ada png, gif, bmp, jpg, wmf, emf, dan tif.
Setelah saya pilih save as ke format jpg ternyata hebatnya lagi powerpoint bisa
ngesave setiap slide (every slide) ataupun slide yang sedang dibuka /sedang
aktif saja (current slide). Akhirnya saya pilih semua slide dan secara otomatis
powerpoint membuat folder baru (sesuai dengan nama slide yang kita ketik) dan
menyimpan masing-masing slide jadi satu file gambar. Thanks Microsoft, you’re
awesome...
Sayangnya terkadang
hasil save ke file graphics ini belum terlalu sempurna. Terkadang ada tulisan
yang blur, agak kotor atau garis lengkung yang tidak sempurna – bergerigi –
maupun tampilan gradasi warna yang terkadang campur aduk. Tapi kalau untuk foto
(jika slidenya ditempelin foto) so far hasilnya cukup memuaskan. Tapi kekurangan
ini menurut saya masih dalam batas toleransi sih. Lagipula saya udah bersyukur sih
bisa di save ke format graphics.
Setelah file
jpg nya siap saya balik lagi ke program slideshow creator, bikin project baru (File – New Project atau tekan Ctrl+N) lalu di tab Photos klik ikon folder (add Photos to library) cari folder
tempat foto tadi disimpan dan memilih foto hasil save dari powerpoint tadi
(tekan ctrl+A jika ingin memilih
semua file yang ada di foldernya). Setelah mengatur tata letak masing-masing
slide, saya sisipkan lagu sebagai pemanis dengan cara mengklik tab audio files
dan mengklik tombol add audio files to
library. Untuk lama waktu tampilan bisa anda setting sendiri di fragment duration, demikian pula dengan
efek transisi antar slide yang lumayan banyak biar tampilannya lebih yahud lagi
bisa anda pilih di tab transitions.
Setelah semua
setting selesai saya klik dulu tombol output
video resolution. Karena kebetulan TV nya lumayan gede (43” plasma fromat
widescreen) maka saya pilih resolusi yang tertinggi 1920x1080 16:9. Oh ya saya juga mengatur tampilan slide agar
memenuhi layar dengan cara memilih tampilan strecth (pilihannya pada box gambar muka orang di dekat pilihan
fragment duration). Setelah siap semua saya klik aja make video file. Akan muncul windows baru dengan pilihan
destination (tempat save file nya), nama file, format file (Cuma ada 3 pilihan,
tapi sebaiknya pilih AVI atau WMV karena udah didukung oleh hampir semua TV) dan
quality (Best, Good Poor). Setelah beres semua anda tinggal klik tombol go dan
tunggu hingga si program selesai bekerja.
Sebagai
catatan resolusi video, quality, lama waktu tampilan plus waktu transition
effect serta banyaknya jumlah foto dan file lagu akan berpengaruh pada lamanya
program bekerja untuk menjadikannya file video dan besarnya file. Pada sistem
notebook saya (prosesor core i3 2330M, memory 4 GB dengan OS windows 7) program slideshow creator
memerlukan waktu kurang lebih 4 x dari total tampilan. Maksudnya jika tampilan
keseluruhannya berdurasi 1 menit maka program memerlukan waktu 4 menit untuk menjadikannya
file video.
Ma’af dalam tulisan
ini saya tidak terlalu detail menjelaskan pengoperasian program slideshoq
creatornya. Ada baiknya anda praktek sendiri saja, karena detail penampakannya
kan sesuai dengan selera dan kebutuhan masing-masing.
Koq kesannya rumit
yah? Lama lagi. Kan ada banyak bertebaran program yang secara otomatis merubah
file powerpoint jadi file video. Kalau yang gratisan tidak berhasil toh banyak
program berbayar tapi bajakan. Atau beli aja program asli, kan lebih praktis.
Pada dasarnya sih terserah pada anda untuk memilih apakah mau memakai cara yang
saya tuliskan di atas walau terkesan rumit dan muter-muter, atau memilih cara
yang gampang tapi bajakan atau beli program aslinya. Hanya saja prinsip saya
adalah jika udah ada program legal dan gratisan lagi untuk apa kita make yang
bajakan atau mengeluarkan uang (untuk membeli program yang asli).
Terakhir saya
mohon ma’af nih sebelonnya jika postingan saya selama ini tidak dihiasi dengan
gambar atau ilustrasi ataupun screenshot yang bisa memperjelas apa yang ingin
saya sampaikan. Hal ini dikarenakan saya malas untuk menyiapkan gambarnya.
Belon lagi uploadnya lalu kemudian ngatur letaknya. Sorry folks ... belom kuat
nih niatnya.
Oh ya saya juga
pengen mengucapkan terima kasih juga kepada pembaca yang telah menyempatkan
diri untuk berkomentar mengenai tulisan saya. Thanks guy. Dan ma’af dan ma’af
lagi jika tidak sempat saya balas atau saya tanggapi balik, karena waktu saya
yang banyak dihabiskan di jalanan (maklum cowok panggilan) sehingga terkadang
saya baru sempat ngebacanya setelah lewat beberapa waktu. Pengen juga
ngebalasnya, tapi takut udah basi.... Ini nulisnya aja kadang sambil nunggu
kerjaan selesai (entah nginstal, recovery data dsb) dan kebanyakan dilakukan
saat kalong berkeliaran.
Hope
this is useful
Regards